Pengalaman pribadi pekan lalu, saya pergi ke toko listrik untuk membeli peralatan listrik, tokonya cukup besar dan keliatan cukup lengkap.
Singkatnya, saya menyampaikan kepada pramuniaga toko apa yang saya butuhkan yaitu steker yang ada lampu switch indikatornya. Pramuniaga segera mencari apa yang saya inginkan.
Menunggu beberapa menit blm juga dapat, saya perhatikan pramuniaga sibuk mencari di tumpukan-tumpukan barang dalam etalase kaca.
Di luar toko, awan mulai gelap, tiupan angin semakin kencang dan aroma air hujan mulai tercium. Saya mulai tidak sabar, “Ada mas?” Tanyaku.
“Bentar ya!” jawab pramuniaga itu sambil mencari-cari di tumpukan barang yang lain, seakan meyakinkanku bahwa barang itu ada.
“Bentar ya!” jawab pramuniaga itu sambil mencari-cari di tumpukan barang yang lain, seakan meyakinkanku bahwa barang itu ada.
5 menit masih menunggu, disebelah duduk orang bertampang bos asyik main game.
Dan 10 menit waktu berlalu, saya hampir putus asa dan berfikir meninggalkan toko itu, tiba-tiba pramuniaga itu berteriak, “ini mas barangnya,” sambil membuka satu box berisi barang yang saya cari.
Dan 10 menit waktu berlalu, saya hampir putus asa dan berfikir meninggalkan toko itu, tiba-tiba pramuniaga itu berteriak, “ini mas barangnya,” sambil membuka satu box berisi barang yang saya cari.
Hehm… Saya lihat barang itu keliatan kusam, pramuniaga itu mengetes dan memainkan tombol saklarnya dan tidak berfungsi, sayapun ambil satu dan mencoba sendiri dan ternyata tidak berfungsi juga.
“Maaf pak ini barang2 yang sudah rusak, bentar saya cari lagi.” Kata pramuniaga itu sebelum saya tanya.
Nampak raut mukanya agak tegang dan gelisah, pramuniaga yang lain menghampiri dan membantu mencari barang yang saya cari.
“Maaf pak ini barang2 yang sudah rusak, bentar saya cari lagi.” Kata pramuniaga itu sebelum saya tanya.
Nampak raut mukanya agak tegang dan gelisah, pramuniaga yang lain menghampiri dan membantu mencari barang yang saya cari.
Sayapun mulai gelisah karena rintik2 hujan disertai angin kencang sudah mulai turun. Barangpun yang saya caripun tidak ketemu.
Akhirnya saya putuskan beli barang sejenis bermodel lain yang pasti ada di toko itu. Saya tunjuk langsung barang yang saya maksudkan, segera pramuniaga mengeluarkan satu box dan sayapun memilih 2 buah yang saya butuhkan.
Akhirnya saya putuskan beli barang sejenis bermodel lain yang pasti ada di toko itu. Saya tunjuk langsung barang yang saya maksudkan, segera pramuniaga mengeluarkan satu box dan sayapun memilih 2 buah yang saya butuhkan.
Sebelum saya ke kasir, saya lihat label harga yang tertempel di barang, lagi – lagi bikin saya gemes, harganya berlainan ada 3 harga yang berbeda tertulis di antara satu dan lainnya. Pramuniagapun mulai pucat dan berkeringat.
“Jadi ini harganya yang mana koh?” Tanya saya sedikit menyeringai kepada pemilik toko merangkap kasir yang sedari tadi main game di gadget kesayanganya.
Para pramuniaga bengong dan melongo! Dan hujanpun segera membasahi bumi.
*
Saudaraku, Ketahuilah, kisah nyata ini menggambarkan salah satu ciri kelemahan usaha yang tidak bersistem (SOP).
Saudaraku, Ketahuilah, kisah nyata ini menggambarkan salah satu ciri kelemahan usaha yang tidak bersistem (SOP).
*Maka SOP-kan Usaha Anda!!!*
Salam Sukses!!!
By
*Akh Alim Mahdi*
_Konsultan SOP & HAKI_
CEO 5sen Media Konsultama
CV. Lingkar Madani Sentosa
HP/WA. 0812 3966 2099
Ikuti web kami:
www.contohsop.com
*Akh Alim Mahdi*
_Konsultan SOP & HAKI_
CEO 5sen Media Konsultama
CV. Lingkar Madani Sentosa
HP/WA. 0812 3966 2099
Ikuti web kami:
www.contohsop.com